Apakah Anda pernah mendengar nama “Nodame” ? Barangkali orang yang mengetahuinya adalah penggemar berat komik-komik perempuan dari Jepang atau orang-orang yang mengetahui secara detail hal-hal yang sedang popular di Jepang.
“Nodame” adalah nama panggilan seorang anak perempuan yang bernama Noda Megumi. Ia senang bermain piano dan tercatat sebagai mahasiswa Universitas Musik. Seri Majalah Komik “Nodame Kantaa Bire” yang memunculkan gadis ini sebagai tokoh, pertama kali diterbitkan pada tahun 2002 dan masih berlanjut sampai sekarang. Komiknya telah diterbitkan hingga 16 jilid dan dibaca oleh banyak orang dari berbagai kalangan usia. Di Indonesia pun, terjemahannya telah diterbitkan sebanyak 13 jilid. Apakah Anda sudah pernah membacanya ?
Kisah “Nodame Kantaa Bire /Nodame Cantabile” berfokus pada “Nodame” sebagai tokoh utama, lalu mengenai Chiaki Shinichi, teman laki-laki Nodame yang mengimpikan menjadi dirigen Orkestra, dan calon-calon pemusik yang bersama mereka mengalami suka duka selama belajar di Universitas Musik. Seri komik ini pada tahun 2003 meraih penghargaan Kodansha Awards yang komiknya pun dinilai berbobot. Biasanya “komik-komik perempuan” selalu mengisahkan tentang romantisme percintaan. Namun di Nodame, selain kisah percintaan juga dikisahkan bahwa Nodame tidak dikaruniai bakat meski ia mencintai musik, berwajah biasa jika dibandingkan dengan orang lain dan diliputi dengan trauma masa kecil. Cerita yang sebenarnya biasa dialami anak-anak muda manapun, namun dikisahkan secara unik dan lucu oleh pengarangnya, Ninomiya Tomoko. Agaknya ini yang menjadi kunci kepopuleran cerita Nodame.
Selain berupa komik, cerita ini dibuat drama televisi Jepang yang disiarkan dari Oktober hingga Desember 2006. Agaknya karena pengaruh cerita ini, Musik Klasik sedang menjadi Boom saat ini (Dalam Bahasa Jepang, yang dimaksud dengan “Musik Klasik” adalah musik klasik yang berasal dari Barat). Pada Desember 2006, CD “Nodame Orchestra! Live” yang dibuat untuk siaran televisi menempati ranking 3 CD musik yang sedang hits di Jepang. Isi CD tersebut bukan komposisi lagu baru, melainkan komposisi-komposisi musik klasik Barat dari Beethoven, Mozart, Brahms, dll. Yang memainkan orkes tersebut adalah orkestra pemusik-pemusik muda yang khusus dibentuk hanya untuk siaran televisi tersebut. Sebelumnya , jika disebut musik klasik, maka gambarannya adalah “musik yang membuat mengantuk jika mendengarkannya” dll, serta gambaran musik formal dan membosankan sehingga musik klasik bukan merupakan musik yang populer di kalangan anak muda. Namun, setelah beratus tahun kemudian, akhirnya menjadi musik yang dicintai orang banyak. Bagi orang yang sebelumnya tidak punya kesempatan atau belum pernah mendengarkan musik klasik sekalipun, kemungkinan akan bisa menikmati musik klasik berkat “Nodame”.
Di Indonesia pun, ada Nusantara Simphony Orchestra (NSO), yaitu orkestra yang memainkan musik klasik. Sebenarnya, salah seorang dirijen grup orkestra ini adalah orang Jepang. Namanya adalah YAZAKI Hikotarou. Dia adalah dirijen yang biasa melakukan kegiatannya di Perancis, tetapi setelah memimpin pagelaran di Jakarta pada tahun lalu, dia bersama NSO mengadakan pagelaran di Jepang. Bagi pemusik-pemusik Indonesia, memainkan musik klasik barat dibawah bimbingan dirigen orang Jepang merupakan hal yang mendunia. Dengan demikian, popularitas musik klasik di Indonesia pun akan semakin meningkat.
Tetapi di Indonesia juga ada musik tradisional yang tidak kalah bagus dan hebatnya dari musik klasik Barat. Jika saja lebih banyak anak muda mau mendengarkan dan memainkan musik tradisional tersebut, barangkali ini bisa dikatakan sebagai “Boom musik klasik yang sesungguhnya”.
Komentar Terbaru